>Pornografi dan Seni dalam Cinta (sebuah renungan)

2 menit

>Saat ini di indonesia, banyak sekali kita mendengar mengenai pergunjingan seputar RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi. Well, before we have a lot talk about this, mesti ada definisi yang jelas mengenai cinta itu apa dan pornografi itu apa?

Kalau dari gambaran yang diberikan oleh masyarakat kebanyakan maka dapat dikatakan bahwa pornografi adalah sebuah seni yang melibatkan perasaan dua pasang orang atau lebih yang terlalu berlebihan terhadap satu sama lainnya, sehingga memungkinkan untuk “melukai” dalam artian memberikan “kepuasaan” terhadap pelakunya.

Yang terkadang sulit untuk bisa diterima oleh kebanyakan orang adalah bahwa cinta sesungguhnya benar-benar merupakan luapan perasaan yang ada dalam diri manusia akan suatu keindahan yang ia temui. Setiap orang memiliki banyak cara dalam mewujudkan hal itu. Ada yang hanya dengan melihatnya, sekedar menyentuhnya, meraihnya dan memilikinya, memeluknya, dan ada juga yang menunjukkan itu dengan ciuman sayang. Setiap orang dapat melakukan ataupun mengalami perasaan seperti itu dan terkadang hal itu dijadikan sebagai bagian dari suatu budaya. Dimana ada satu daerah yang apabila mencintai sesuatu akan berpikir untuk memeluknya, namun ada juga yang berasal dari daerah lainnya yang tidak hanya memeluknya namun juga menciumnya hanya untuk menunjukkan perasaan sayangnya.

Apakah ada yang salah dengan hal tersebut? Semuanya tidak lebih dari sebuah ungkapan perasaan cinta dengan tingkat dan keinginan yang berbeda-beda. Sebagaimana kita ketahui bahwa mencintai dan dicintai adalah hak setiap orang. Tidak ada yang dapat mengatur bagaimana seharusnya orang tersebut mencintai karena setiap manusia memiliki kemampuan merasakan cinta yang berbeda-beda. Jikalau sampai hal tersebut diatur bukankah sama saja dengan membatasi definisi cinta itu sendiri, bahwa manusia hanya boleh mencintai sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Sebagai akibatnya akan ada banyak psikolog yang bekerja ekstra keras nantinya untuk bisa menyembuhkan pasien cinta yang setiap harinya selalu bertambah, karena mereka tidak dapat membebaskan perasaan mereka. Dampak yang mungkin tidak terlihat begitu besar awalnya ini, justru dapat menjadi bumerang dikemudian hari dengan berbagai pembatasan yang dilakukan.

Sebagai puncaknya akan ada anggapan bahwa manusia bukan lagi manusia, karena ia telah kehilangan artinya mengenai manusia itu sendiri.

Bukankah cinta itu adalah sesuatu yang indah yang seharusnya dihargai kehadirannya. karena hanya cinta lah yang akan dapat memberikan kedamaian bagi kehidupan di bumi ini. Ini berlaku tidak hanya pada manusia namun juga pada semua makhluk hidup yang ada di alam ini.

Cinta sebagai sesuatu yang “pantas” dan memang seharusnya ada. Berbeda dengan perasaan untuk saling menyakiti yang akan membuat orang lain tidak merasa nyaman, justru adalah sesuatu yang tidak pantas untuk diperlihatkan.

Di televisi saat ini begitu banyak tayangan-tayangan yang menggambarkan aksi-aksi kriminal dengan mata telanjang bagaimana setiap orang saling menyakiti satu sama lain. Kalau boleh memilih melihat keindahan cinta dengan aksi kriminal, maka sudah pasti pilihannya ada pada yang pertama, karena selain bisa menyehatkan jiwa, kalaupun ada efek negatifnya tidaklah sebesar apabila kita menyaksikan tindak kriminalitas yang terjadi.

Tinggalkan komentar

Trending